Fenomena cabe-cabean booming pada akhir 2013 dan awal 2014 ini.
Mungkin sebagian dari kita sudah tidak asing lagi dengan fenomena Anak alay
dan segala isitilah-istilahnya, mulai dari cara berpakaian hingga cara
berbicara. walaupun sempat surut ditahun 2013 kini muncul lagi istilah
baru di tahun 2014 yakni gadis Cabe-cabean.
Kini
“spesies baru” gadis cabe-cabean diperkenalkan sebagai tren mutakhir.
Tidak jelas siapa yang mulai mempopulerkannya. Istilah ini menyebar
secara viral dan dikenal luas karena dianggap mencerminkan sejumlah
remaja zaman sekarang.
Cabe-cabean
adalah sebutan bagi remaja putri yang senang keluyuran malam dan
nongkrong di balapan liar. Usia mereka umumnya sama, kisaran SMP dan
SMA.
Berikut cara mengenal atau mengidentifikasi Gadis Cabe-cabean.
3B: Behel, Blackberry dan Berponi
Ciri untuk mengenali Gadis Cabe-cabean dan Terong-terongan adalah 3B, Behel, Blackberry dan Berponi. Behel yang asalnya digunakan untuk merapikan gigi
bagi mereka behel hanya sekedar gaya. Nekatnya lagi mereka memakai
behel ala kadaranya saja tidak melalui konsultasi dokter gigi, maklum
konsultasi ke dokter gigi cukup mahal. B yang kedua adalah Blackberry bagi mereka Blackberry dipakai untuk gaya dan sekedar update status BBM tanpa memahami apa kegunaan asli Blackberry.
Make up salah waktu, kadang muka lebih putih dari leherModel
make up gadis cabe-cabean terkesan dipaksakan. Saking ngebetnya pengen
makeup berlebih dan tidak jarang kulit muka berbeda dengan warna kutil
leher dan badan.
Boncengan bertiga, sambil main HP, ngebut buat cari perhatian
Diantara sekian ciri yang disebutkan diatas, ciri yang satu ini terbilang cukup berbahaya, mereka suka berkendara sepeda motor dengan membonceng lebih dari dua orang, misalnya tiga orang, bisa juga sampai empat orang, jangan ditiru!. Alih-alih membawa motor dengan hati-hati, mereka justru doyan ngebut dengan harapan dianggap keren oleh orang yang melihatnya. Lucunya lagi, gadis cabe-cabean kerap kali melewati segerombolan pria nongkrong dengan memacu kencang motornya demi menarik perhatian.
Diantara sekian ciri yang disebutkan diatas, ciri yang satu ini terbilang cukup berbahaya, mereka suka berkendara sepeda motor dengan membonceng lebih dari dua orang, misalnya tiga orang, bisa juga sampai empat orang, jangan ditiru!. Alih-alih membawa motor dengan hati-hati, mereka justru doyan ngebut dengan harapan dianggap keren oleh orang yang melihatnya. Lucunya lagi, gadis cabe-cabean kerap kali melewati segerombolan pria nongkrong dengan memacu kencang motornya demi menarik perhatian.
Enggak pernah mengaku cabe
Gadis cabe-cabean tidak pernah mengakui dirinya sendiri.
Kegiatan wajib hari ini: update status
Kegiatan
wajib yang tidak boleh terlewat dari gadis cabe-cabean adalah update
status di media sosial dan instant messaging. Bahkan biasanya memberi
kabar yang penting seakan banyak orang yang peduli. Belum lagi pemakaian
kata-kata yang berlebihan dengan susunan huruf angka dicampur.
Pacaran di sembarang tempat
Pacaran di sembarang tempat
Mereka
akan banyak “bertebaran” di keramaian, kadang bersembunyi di
tempat-tempat gelap. Mereka dengan santai memarkir motor di pinggiran
jembatan layang dan duduk berdempet dengan sang kekasih sambil menikmati
lampu malam kota.
Tentang pacaran bisa disimak, Jomblo Shalihah? so What gitu lohh
Tentang pacaran bisa disimak, Jomblo Shalihah? so What gitu lohh
Pasang foto editan
Di foto
profil Facebook atau Avatar Twitter akan terlihat cantik, saat ditemui
akan jauh berbeda. Mereka seringkali mengedit foto diri menjadi lebih
putih, lebih mulus dan lebih imut demi menarik perhatian lawan jenis dan
agar bisa bertemu.
Berbaju Minim di Banyak Tempat
Seperti
ditulis kapanlagi.com, Jumat (27/12/2013), baju ketat dan celana pendek
adalah ciri khas gadis cabe-cabean terutama jika naik sepeda motor.
Memamerkan paha mereka adalah hal yang biasa. Kerap kali gadis
cabe-cabean begitu percaya diri memakai baju serba minim dan ketat
meskipun tidak cocok.
Komentar Kak Seto (psikolog anak)
Kak Seto menegaskan cabe cabean adalah fenomena yang umum terjadi. “Usia muda sekitar SMP SMA itu karena hasrat seksual libidonya itu tinggi. Karena banyak ditahan perasaannya sehingga mereka menyalurkannya ke perilaku berisiko seperti cabe-cabean,” kata Kak Seto sepeti dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (4/1/2014).
Kak Seto menegaskan cabe cabean adalah fenomena yang umum terjadi. “Usia muda sekitar SMP SMA itu karena hasrat seksual libidonya itu tinggi. Karena banyak ditahan perasaannya sehingga mereka menyalurkannya ke perilaku berisiko seperti cabe-cabean,” kata Kak Seto sepeti dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (4/1/2014).
Untuk
menghindari hal tersebut Kak Seto menyarankan orangtua perlu menyalurkan
perasaan terpendam lewat hal-hal positif. “Seharusnya orang tua
cabe-cabean itu menyalurkan emosi anaknya dengan melibatkan anak ke
hal-hal positif misalnya ikut les. Libatkan mereka ke dalam kegiatan
positif selain itu kasih sayang dan perhatian jangan sampai berkurang.
Sesibuk-sibuknya orangtua harus tetap memperhatikan dan mencurahkan
kasih sayang,” ujarnya.
Penyebab adanya Gadis Cabe-cabean dan Terong-terongan
Banyak faktor yang menyebabkan fenomena ini muncul. Setidaknya ada tiga faktor utama yang memiliki andil khusus.
Pertama, faktor media.
Tak dapat dipungkiri, tayangan di televisi tidak banyak memberikan
tuntunan yang mendidik dan membangun. Khususnya pada segmen remaja. Gaya
hidup yang diperlihatkan dalam sinetron-sinetron atau drama-drama impor
sedikit banyak mempengaruhi remaja kita untuk menirunya. Lihat saja
bagaimana cara berpakaian dan gaya hidup mereka dijiplak habis oleh
remaja putri dalam komunitas cabe-cabean ini.
Kedua adalah faktor keluarga,
dalam hal ini adalah orang tua. Pengawasan orang tua terhadap aktivitas
anak tidak boleh lepas begitu saja. Kebutuhan seorang anak tidak hanya
sekedar materi namun juga kasih sayang dan perhatian. Salah satu mengapa
fenomena ini muncul adalah banyaknya remaja-remaja broken home yang
mencari pelampiasan dengan cara-cara negatif.
Ketiga, faktor lingkungan. Lingkungan terdekat dari remaja adalah sekolah dan teman-teman bergaulnya.
Kita
semua sepakat bahwa fenomena ini perlu mendapatkan perhatian. Tak ada
yang menginginkan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang hidupnya
sia-sia. Di sisi lain masa remaja menyimpan potensi yang sangat besar
untuk pembentukkan karakter di usia dewasa. Banyak peran yang bisa kita
lakukan dan kita bisa mulai bergerak dari sekarang.
Pertama, peran keluarga.
Dari keluargalah penanaman nilai-nilai agama dimulai. Anak-anak
disadarkan bahwa dia diciptakan di dunia ini dengan tujuan khusus, yakni
taqwa. Orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Kedua, lingkungan.
Masyarakat perlu ikut andil dalam menjaga lingkungan sekitarnya dari
hal-hal semacam ini. Sikap individualis dan apatis harus dibuang jauh.
Tindakkan amar ma’ruf nahyi mungkar tak boleh disepelekan. Ketiga, peran
negara. Perlu ada regulasi atau kebijakan yang menjaga remaja kita.
Dari mulai siaran media, lingkungan, pendidikan, dsb. Jangan sampai
kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut.
Kita pun
harus menyadari bahwa masalah ini adalah efek domino dari sistem
kapitalisme yang diterapkan. Persoalan ekonomi, politik, hukum,
pendidikan, sosial, semuanya adalah mata rantai yang saling berkaitan.
Karena itu upaya jangka panjang yang tak boleh terlupakan adalah
mengganti sistem yang ada dengan sistem yang lebih baik. Islam misalnya.
Sumber:
http://www.islampos.com
http://www.solopos.com
0 komentar:
Posting Komentar